Monday, July 29, 2013

Kiat Sukses Menulis Buku

KOMPAS.com - Kebiasaan menulis punya banyak manfaat. Menulis dapat menjadi terapi diri karena dengan cara ini Anda dapat mengungkapkan berbagai perasaan. Menulis bahkan bisa membantu menurunkan berat badan karena mendorong seseorang untuk selalu berpikir positif. Kebiasaan menulis pada kaum ibu juga bisa membuat anak lebih kritis. Anda bisa memulai kebiasaan menulis dan menikmati ragam manfaatnya. Bahkan bukan tak mungkin Anda bisa menerbitkan buku dari tulisan-tulisan yang Anda buat. Jika tertarik menulis buku, bahkan berminat menggeluti profesi penulis buku, perhatikan juga sejumlah faktor yang akan menentukan keberhasilan Anda.

Ragam manfaat menulis
Para peneliti menemukan fakta, perempuan yang menuliskan berbagai hal positif selama 15 menit setiap hari dapat membantunya menurunkan berat badan secara signifikan. Pikiran positif ini menjadi kekuatan perempuan karena ketika sedang stres, ia tidak melampiaskan emosinya pada makanan untuk merasa lebih baik. 

Seorang ibu yang terbiasa menulis juga memiliki anak lebih kritis. Kebiasaan menulis dan membaca seorang ibu akan membuat anak terbiasa dengan pemandangan keseharian ibu yang positif. Apa yang ibu baca akan memunculkan keingintahuan anak dan memancing tanya, lantas ibu akan menerangkan dengan cara yang menarik. Jadi, aktivitas ibu suka menulis bukan hanya menumpahkan ilmu dan keingintahuan ibu sendiri akan sesuatu. Hal ini juga berdampak pada anak yang semakin kritis bertanya. Karena anak ibaratnya memeroleh "gizi"" dari setiap jawaban yang diberikan ibu.

Menulis juga dapat menjadi terapi. Ini diakui oleh pelaku seni peran Ine Febriyanti yang terbiasa menulis jika sedang gelisah, marah, saat emosi tidak seimbang. Ia pun menerbitkan tulisannya dalam sebuah buku berjudul 7 Perempuan Urban Sebuah Catatan. Ine tergerak untuk menjadi bagian dari tujuh perempuan urban, yang mengekspresikan pemikiran, perasaan, juga pengalaman melalui tulisan dan buku.

Kiat menulis

Fira Basuki, ibu dua anak penulis 27 buku, memberikan sejumlah kiat menulis, terutama menulis buku. Menurutnya ada empat hal yang perlu diperhatikan saat menulis buku.  Jika ingin sukses menulis buku, penuhi empat faktor ini karena bisa menyelamatkan Anda dari sejumlah kesalahan yang menimbulkan stres atau rusaknya nama baik. Di antaranya:

1. Menulislah dari hati. Tidak terpaksa, dipaksakan, juga memaksakan diri.
2. Jangan pernah punya keinginan terselubung saat menulis. Misalnya, menulis karena ingin terkenal. Hal ini hanya akan menyebabkan stres.
"Banyak penulis muda yang stres karena pretensi. Buku pertamanya sukses, punya banyak penggemar, namun jadi stres karena ia tak juga menghasilkan buku berikutnya sementara penggemar sudah menunggu. Hal ini juga akan berdampak pada nama baik,"tutur Fira seusai peluncuran buku ke-27 karyanya berjudul Cerita di Balik Noda di Jakarta, beberapa waktu lalu.
3. Berikan sesuatu yang bermakna dalam buku tersebut. Tidak harus berisi ilmu pengetahuan, bisa juga hiburan, pengalaman, keahlian yang bermanfaat atau menginspirasi orang yang membacanya.
4. Cari penerbit yang sesuai dengan buku Anda. Jangan sampai buku salah sasaran.

Editor :
wawa

Friday, July 26, 2013

Berjuang Menulis Buku Pertama

KOMPAS.com - ”Ahhh... Rasanya seperti habis melahirkan!” Begitulah Sundari Mardjuki (37) mengungkapkan perasaan lega dan bahagia melihat novel pertamanya, ”Papap, I Love You”, terpajang di rak toko buku.

Bagi Sundari, merupakan perjuangan berat untuk menulis sendiri novel setebal 424 halaman, menembus penerbit, hingga akhirnya karyanya terpajang di toko buku. Sehari-hari, Sundari bekerja sebagai Manajer Pemasaran dan Komunikasi PT Sony Music Entertainment Indonesia. Tekad Sundari menulis buku berawal tiga tahun lalu ketika ia menyaksikan pergulatan sahabatnya, seorang pria yang jadi orangtua tunggal.

”Saya bilang padanya, saya harus menulis cerita tentang dia. Waktu itu belum tahu dalam bentuk apa. Apalagi, saya juga tidak tahu teorinya,” ujarnya.

Ia pun kemudian mulai mengumpulkan bahan, termasuk dengan mewawancarai para pria orangtua tunggal lainnya. Ada kendala, karena sebagian besar pria-pria itu jadi orangtua tunggal karena bercerai. Mereka juga tak biasa curhat urusan pribadi. Toh, Sundari mengatasi kesulitan itu.

Pada 2010, Sundari tinggal setahun di Amsterdam, Belanda, mengikuti tugas suaminya. Di sana, di sela kesibukan mengurus dua anak, ia menulis cerita dari bahan yang sudah terkumpul. Keterampilan menulis juga ia asah dengan mengikuti beberapa lokakarya penulisan.

Setelah naskah selesai, perjuangan berikutnya adalah menggaet penerbit buku. ”Mendapat penerbit tak mudah. Saya senang ketika penerbit pertama langsung tertarik. Tetapi mereka meminta mengubah beberapa isi tulisan. Saya menolak karena tulisan ini seperti bayi saya. Kalau harus ada yang dihilangkan, esensinya juga hilang,” tutur Sundari.

Menggali kenangan
Iwan Setyawan (37) juga berjuang keras untuk menulis buku pertamanya. Ia menuangkan kisah hidupnya dalam novel 9 Summers 10 Autumns, dari Kota Apel ke The Big Apple (2011). Di situ, tergambar perjalanan anak keluarga miskin di Batu, Jawa Timur, ini jadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor, hingga menduduki posisi strategis di Nielsen Consumer Research, New York, Amerika Serikat.

Meski hobi menulis puisi, Iwan baru menyadari bahwa membuat tulisan panjang berupa buku butuh energi dan pengorbanan besar. ”Tetapi memberikan kepuasan luar biasa juga,” katanya.

Kampung halamannya di Batu, Jawa Timur, jadi tempat ideal bagi Iwan untuk menggali kenangan. Ia banyak berbincang dengan ayah, ibu, dan keempat saudara perempuannya untuk menyegarkan kembali ingatan. Bagi laki-laki yang gemar yoga ini, menulis bak meditasi. Karenanya, ia menulis sendiri kisahnya.

Sementara Oki Setiana Dewi (23) menggunakan buku harian sebagai sumber penulisan buku pertamanya, Melukis Pelangi (2011). Kata Oki, itulah cara termudah untuk mulai menulis buku.

Pemeran film dan sinetron yang baru merampungkan studi di Sastra Perancis Universitas Indonesia ini sudah menulis tiga buku dalam setahun terakhir. Dua bukunya yang lain adalah Sejuta Pelangi (2011) dan Cahaya di Atas Cahaya (2012).

Di buku pertamanya, Oki mendeskripsikan suasana batin dengan begitu menyentuh. ”Ada pembaca yang bilang ia nangis baca buku saya, itu karena saya nulis-nya juga sambil nangis,” ujarnya.

Saat ini, Oki masih menyimpan cita-cita untuk menulis buku tentang pengasuhan anak. ”Itu buku yang butuh ilmu dan pengalaman panjang,” ujar Oki, yang kini melanjutkan studi Pascasarjana Pendidikan Anak Usia Dini di Universitas Negeri Jakarta.

Meski karya penulis pemula, memoar Melukis Pelangi karya Oki serta novel 9 Summers 10 Autumnskarya Iwan laris di toko buku. Sejak 2011, Melukis Pelangi telah dicetak ulang sembilan kali, sedangkan 9 Summers dan 10 Autumns sudah delapan kali dicetak ulang.

Penulis dan pengamat buku Arswendo Atmowiloto menjelaskan, pengalaman pribadi menjadi titik awal yang baik untuk dituangkan jadi buku. Namun, untuk kelanjutan berkarya, pengalaman pribadi ini perlu diperkaya dengan opini, imajinasi, pengamatan, dan pendalaman wawasan.
(Yulia Sapthiani & Nur Hidayati)

Thursday, July 25, 2013

8 Langkah Jadi Penulis

KOMPAS.com - Siapapun bisa menulis buku, termasuk Anda. Mulailah dari langkah-langkah kecil ini dan jadilah penulis.
1. Tentukan tujuan
Jenis. Tentukan sejak awal apakah ingin menulis sebuah novel, buku tips, atau kumpulan cerpen. Jika Anda telah memiliki banyak kumpulan cerita pendek, tak ada salahnya untuk menggabungkannya menjadi sebuah buku, carilah benang merah untuk setiap cerita. Bila ingin menulis novel, tentukan jalan cerita sejak awal. Untuk buku tips atau fakta, rajin-rajinlah mencari sumber yang bisa dipercaya sebagai bahan tulisan.
Segmen. Setelah menentukan tema, waktunya menentukan siapakah pembaca Anda. Ini penting untuk menentukan gaya penulisan. Bila segmennya dewasa, tidak lucu kan kalau gaya penulisan menggunakan bahasa remaja. Jadi, usahakan untuk memposisikan diri sebagai pembaca.
2. Buat outline
Agar tema tak lari kemana-mana, buatlah outline atau ringkasan ide. Misalnya, bab 1 membahas cerita si A, sedang bab selanjutnya membahas cerita si D, buatlah ringkasan cerita hingga usai. Menentukan jalan cerita dari awal bisa meminimalisasi ide buntu di tengah jalan. Sedang untuk banyaknya bab, itu tergantung sebanyak apa ide yang ingin dituangkan. Coba deh mulai melirik buku-buku yang telah diterbitkan. Dari sana, Anda bisa banyak belajar.'
3. Buat deadline
Target merupakan hal penting dalam menulis. Deadline tetap diperlukan agar buku cepat selesai. Jadi, buatlah tenggat waktu untuk setiap bab, tuliskan pada outline. Misalnya, bab 1 mesti selesai dalam waktu tiga hari. Maka luangkan waktu setidaknya 30 menit dalam sehari untuk menulis. Kalau perlu, mintalah seorang rekan untuk mengingatkan.
4. Siapkan referensi
Perkaya ide dengan banyak membaca. Carilah referensi untuk memperkaya tulisan. Apalagi jika ingin menulis buku tentang tips, tak ada salahnya sering bertukar ide dengan rekan lain. Referensi bisa didapat dari berbagai sumber, mulai dari buku, internet, serta pengalaman orang sekitar.
Anda juga bisa kok, mengamati keadaan sekitar sebagai sumber ide. Sesekali, carilah tempat asyik untuk menulis, di kafe kesayangan misalnya, supaya membuat Anda lebih konsentrasi untuk bekerja. Psst... curhatan seorang teman juga bisa lho, dijadikan ide tulisan.
5. Tulis, tulis, tulis
Bingung mau memulai dari mana, cobalah untuk menulis lepas atau free writing. Tuangkan apa pun yang ada dalam pikiran dalam bentuk tulisan, istilahnya "pemanasan". Percaya deh, biasanya Anda akan langsung terbawa dan tanpa sadar telah menulis sebuah jalan cerita. Memang sih, kadangkala kita membutuhkan mood untuk mulai menulis, namun penulis yang baik tak perlu menunggu mood untuk mulai menulis. Bangunlah mood menulis dengan menulis.
Stephen King dalam bukunya yang berjudul On Writing mengatakan, jika ingin mulai menulis, menulislah dengan bebas, abaikan ejaan dan tanda baca, biarkan imajinasi terbang bebas. Untuk memperbaikinya, lakukan ketika sudah selesai.
6. Review
Jangan ragu untuk membaca ulang tulisan. Setiap selesai satu bab, bacalah kembali. Apakah ritmenya sudah mengalir atau masihkah ada kesalahan penulisan. Agar lebih mudah, buatlah hard copy usai menulis. Buat juga lampiran lengkapnya, seperti cover dan daftar isi. Bacalah kembali dan catatlah apa yang sekiranya perlu diperbaiki. Ini lebih efektif dibanding Anda mengeditnya lewat komputer.
7. Minta testimoni
Buku telah selesai, hore! Tetapi jangan lupa untuk meminta pendapat, ya. Pilihlah rekan yang Anda percaya untuk membaca karya tersebut. Setidaknya, biarkan ia dibaca oleh tiga orang yang berbeda. Mintalah masukan tentang kelebihan dan kekurangannya.
Jangan takut akan kritik, jadikan sebagai sarana untuk bisa menulis lebih baik. Tetapi tak perlu terlalu mengikuti, biarkan karya tersebut tetap menjadi milik Anda, tak perlu mengubah jalan cerita atau gaya penulisan hanya karena satu orang rekan komplain. Namun, Anda boleh saja merevisi di sana-sini bila tulisan mereka anggap kurang menggigit.
8. Publish!
Saatnya untuk berjuang. Banyak cara yang bisa dilakukan agar karya Anda bisa dinikmati banyak orang. Ingin indie atau penerbit, bisa.
(CHIC/Ayunda Pininta Kasih)

Monday, July 15, 2013

Kebiasaan Nonton TV Anak Meniru Orangtua

KOMPAS.com - Sebelum Anda memarahi si kecil karena terlalu sering menonton televisi, sebaiknya cobalah untuk berkaca. Kegemaran anak menonton TV boleh jadi merupakan cerminan kebiasaan orangtuanya.

Peneliti  Amy Bleakly mengatakan, yang paling menentukan waktu anak menonton TV adalah kebiasaan menonton TV orangtuanya.

"Jika orangtua menonton Tv di waktu senggang mereka, maka anak juga akan melakukannya," ujar peneliti dari University of Pennsylvanis's Annenberg Public Policy Center in Philadephia ini.

Studi ini menganalisa hasil survei yang melibatkan 629 dewasa dan 1.550 orangtua yang memiliki anak usia balita, 6 hingga 11, dan 12 hingga 17. Mereka ditanyai soal kebiasaan mereka menonton TV, termasuk durasinya dalam sehari.

"Secara umum, kami menemukan durasi orangtua menonton TV sangat berhubungan kuat dengan anaknya," ujar Bleakley.

Sayangnya, studi yang dipublikasi dalam jurnal Pediatics ini belum dapat secara jelas menentukan program yang ditonton peserta survei. Seperti yang diketahui, tidak semua program TV baik ditonton anak. Ada program yang berpotensi memicu anak untuk melakukan aktivitas berbahaya.

Selain itu, menurut Russ Jago, profesor aktivits fisik anak dan kesehatan masyarakat di University of Bristol Inggris, duduk di depan TV terlalu lama bisa meningkatkan risiko obesitas dan penyakit baik pada anak maupun pada orang dewasa.

"Namun ada juga program yang bermanfaat bagi anak karena anak bisa belajar melalui media yang berbeda," ujarnya.

Menurut Jago, menonton TV sebenarnya bukanlah hal yang buruk, namun dibutuhkan moderasi untuk melakukannya. Studi ini, lanjut Jago, memberikan pencerahan untuk menentukan target potensial intervensi pengurangan waktu menonton TV anak.

American Academy of Pediatrics merekomendasikan durasi menonton TV untuk anak yaitu tidak lebih dari dua jam sehari. Bahkan untuk anak di bawah 2 tahun, sebaiknya tidak menonton TV sama sekali.
Sumber :
Editor :
Lusia Kus Anna



Sunday, July 14, 2013

9 Cara Mudah Lejitkan Daya Ingat

akarta, Pikiran Anda tiba-tiba terganggu dan sering lupa? Jangan khawatir, Anda tak perlu repot-repot minum obat peningkat daya ingat otak. Ada cara-cara simpel yang bisa Anda lakukan untuk melejitkan daya ingat.

Berikut ini aneka kegiatan mudah untuk meningkatkan konsentrasi dan daya ingat otak, seperti dikutip dari Times of India, Jumat (12/7/2013):

1. Kunyah Permen Karet

Para ahli mengatakan bahwa permen membantu mengurangi pembentukan bakteri dan memperkuat otot rahang. Selain itu, permen karet juga bisa membuat Anda lebih waspada danberkonsentrasi. Mengunyah permen karet rasa mint juga bisa mengurasi rasa lelah dan meningkatkan memori.

2. Makan Dark Chocolate

Dark chocolate bisa meningkatkan memori otak Anda dengan adanya kandungan flavanoids di dalamnya. Flavanoids adalah zat kimia dalam otak yang bia meningkatkan keterampilan kognitif dengan menciptakan neuron baru di otak. Flavanoids juga bisa meningkatkan kemampuan otak untuk membuat kenangan baru dan juga meningkatkan aliran darah ke otak.

3. Memandang Gambar yang Bagus

Cobalah pandang foto bayi atau binatang kecil yang lucu dan menggemaskan. Para ahli mengatakan dengan melihat gambar yang menyenangkan dan membuat Anda tersenyum akan meningkatkan tingkat konsentrasi Anda. Jadi, saat sedang fokus mengerjakan sesuatu, istirahatlah sejenak dan pandangi gambar-gambar yang memiliki tampilan menyenangkan serta menarik.

4. Melamun

Melamun sejenak tak ada salahnya bagi Anda. Ketika Anda membiarkan pikiran mengembara sedikit, itu akan memberi otak Anda waktu istirahat. Peneliti mengatakan pikiran manusia menjadi lebih aktif dan lebih baik dalam memecahkan masalah ketika sebelumnya mereka melamun sejenak. 

5. Lakukan Percakapan

Usahakan agar Anda sering berinteraksi dengan orang lain, misalnya mengobrol atau terlibat perbincangan serius. Menurut penelitian, saat Anda mengisolasi diri dari orang-orang sekitar, Anda akan mengalami penurunan mental di kemudian hari. Manusia sudah dilengkapi dengan berbagai keterampilan komunikasi yang perlu digunakan. Makin luas kontak sosial seseorang, kemampuan kognitifnya makin tinggi dan risiko penuaan dini pun lebih rendah. 

6. Bermain Video Game

Penelitian mengatakan bahwa bermain video game bisa melatih pikiran Anda serta meningkatkan daya ingat. Selain itu, konsentrasi, tingkat kewaspadaan, dan kemampuan beralih tugas untuk mengambil alternatif lain bisa dilakukan lebih cepat.

7. Pekerjakan Otak

Jika Anda ingin meningkatkan fungsi kognitif otak, maka cobalah beberapa kegiatan yang membutuhkan perhatian atau memori yang lebih tajam, misalnya latihan menembak.

8.Belajar Menyanyi atau Memainkan Alat Musik

Musik memiliki berbagai manfaat. Belajar bagaimana memainkan alat musik atau bahkan bernyanyi akan menjadi latihan menyenangkan sekaligus menantang bagi otak Anda. Berikan dorongan yang sangat dibutuhkan otak dan cari tahu minat Anda dalam bermusik. 

9. Istirahat

Mencoba konsentrasi guna menemukan solusi dari masalah, tapi selalu gagal? Itu berarti otak Anda butuh istirahat. Fokuslah pada sesuatu yang lain, atau tinggalkan sejenak aktivitas Anda dengan pergi keluar rumah untuk mencari udara segar.

Sumber : http://health.detik.com/read/2013/07/12/072543/2300198/763/9-cara-mudah-lejitkan-daya-ingat?l771108bcj

Thursday, July 11, 2013

Ini Isi Otak Orang-orang yang Mudah Meyakinkan Orang Lain

Los Angeles, Manusia setiap saat bisa mati, tetapi gagasannya akan selalu dikenang sepanjang masa. Penyebaran gagasan di otak melibatkan proses kreatif yang selama ini hanya dipahami secara samar-samar. Kini, ilmuwan berupaya untuk mengungkap seperti apa sebenarnya proses di dalamnya.

Psikolog di University of California Los Angeles (UCLA) meneliti bagaimanakah seseorang bisa sukses menyebarkan sebuah ide atau gagasan. Dalam laporan yang diterbitkan jurnal Psychological Science, peneliti melihat bagaimana pemetaan daerah di otak terkait proses kreatif yang terjadi.

"Sebelum penelitian ini, kami tidak tahu daerah mana di otak yang berhubungan dengan penularan ide-ide. Kami juga tidak tahu daerah apa yang mempengaruhi seseorang untuk menjadi menjadi komunikator yang efektif," kata peneliti, Emily Falk seperti dilansir Health24, Selasa (9/7/2013).

Pertama-tama, sebanyak 19 mahasiswa UCLA yang rata-rata berusia 21 tahun menjalani pemeriksaan scan otak fMRI sambil mendengar dan melihat 24 program televisi yang belum ditayangkan secara luas. Kesemua peserta ini diminta membayangkan dirinya sebagai pegawai magang di kantor televisi.

Mereka bertugas merekomendasikan tayangan yang baru saja ditonton ke produser. Sementara itu, kelompok lain yang terdiri dari 79 mahasiswa UCLA dengan usia yang sama diminta berperan sebagai 'produser'. Mereka diminta menonton video penilaian dari staf magang kemudian membuat penilaiannya sendiri.

Hasilnya, peneliti menemukan bahwa pegawai magang yang sangat berhasil membujuk produser mengalami aktivasi pada daerah otak yang disebut temporoparietal junction (TPJ). Ketika pertama kali melihat tayangan program televisi yang dirasa menarik, mereka langsung merekomendasikannya.

Aktivasi TJP pada orang-orang ini lebih banyak daripada pegawai magang yang kurang berhasil membujuk produser. Aktivasinya juga lebih besar daripada ketika melihat tayangan yang tidak disukai. Para psikolog menyebut fenomena ini dengan 'the salesperson effect' atau 'efek penjual'.

"Itu adalah satu-satunya wilayah di otak yang menunjukkan efek ini. Awalnya kami berpikir daerah otak yang berhubungan dengan memori akan lebih banyak menunjukkan aktivasi, tapi itu tidak terjadi," kata Matthew Lieberman, profesor psikologi dan psikiatri UCLA.

Peneliti menemukan, peningkatan aktivitas yang terjadi di area TPJ berkaitan dengan peningkatan kemampuan untuk meyakinkan orang lain agar mau sepaham dengan ide-ide favoritnya.

Daerah TPJ terletak pada permukaan luar otak. Daerah ini masuk dalam bagian yang dikenal sebagai jaringan mental otak yang berfungsi memikirkan apa yang orang lain pikirkan atau rasakan. Selain TJP, jaringan mental ini mencakup korteks prefrontal dorsomedial yang terletak di bagian tengah otak.

"Segera setelah Anda mendengar lelucon yang bagus, Anda berpikir, 'Siapa yang bisa saya ceritakan lelucon ini dan yang tidak bisa saya ceritakan?' Membuat keputusan ini akan mengaktifkan 2 daerah otak. Aktivasi kedua daerah ini membuat kita ingin memberitahu orang lain," kata Lieberman.

Sumber : http://health.detik.com/read/2013/07/09/082952/2296407/763/ini-isi-otak-orang-orang-yang-mudah-meyakinkan-orang-lain?l771108bcj