Anak mogok sekolah ? tentunya sering kita mendengar kejadian ini. Banyak alasan yang dapat kita dengarkan dari anak-anak tersebut.
Hari ini ada satu anak yang di SDIT Anak Sholeh Sedayu yang menangis sejak awal masuk sekolah.Meski diantar ibunya, anak tersebut nampak sekali berat untuk melangkah masuk sekolah. Dengan berbagai bujukan dan rayuan, ibu tersebut meyakinkan ke anaknya bahwa tidak mengapa "mbak ditinggal" untuk terus masuk sekolah. "nggak mau...nggak mau..." kata-kata itu selalu terucap. "Maaf ustadz....,anak saya nggak mau sekolah..., katanya dinakali sama teman-temannya kemarin.." bilang ibu tersebut."Iya bu...nggap papa, silakan mbak fatimah diantar saja sampai ke kelas...boleh kok atau disampaikan aja ke ustadzah kelasnya...permasalahan tersebut.., insyallah nanti mbak fatimah akan terbiasa kembali.
Ibu tersebut akhirnya mengantar si anak ke kelas...tapi mbak fatimah tetap nggak mau ditinggal. Selanjutnya mbak Fatimah diajak masuk ke kantor. Salah satu ustadzah kelas berusaha untuk terus membujuk anak tersebut agar mau sekolah...dan membolehkan ibunya pulang. Tidak terasa, proses membujuk terus berjalan hingga tiba bel sekolah dibunyikan, dan ternyata si anak tetap tidak mau ditinggal oleh ibunya.
Pemandangan atau kejadian seperti di atas sudah sangat biasa di lingkungan sekolah Anak Sholeh, baik tingkatan TK maupun SD. Setelah berbagai cara telah diupayakan, namun apabila siswa/siswi masih kukuh dengan "mogoknya", maka menjadi solusi terakhir adalah...orang tua harus merelakan meninggalkan anaknya. Solusi ini juga dilakukan pagi hari ini. Meski dengan berat hati...karena si anak terus menangis dan semakin kuat, ibu mbak Fatimah tetap pamit ke ustadzah untuk pulang. Dan betul, tangisan mbak fatimah semakin keras...seiring dengan bertambah jauhnya ibunya dari sekolah.
Sudah kesekian kali di SDIT anak Sholeh menjumpai pengalaman semacam ini, bukan hal yang baru lagi bagi kami.Dari pengalaman-pengalaman yang lalu, pada akhirnya anak juga akan terbiasa kembali. Dari berbagai kejadian anak mogok sekolah tersebut, salah satu solusinya adalah orang tua harus tega dan mengikhlaskan untuk "meninggalkan" anak untuk diserahkan kepada gurunya. Berat memang...sebagai orang tua kadang merasa iba...namun demi kasih sayang dan kemandirian anak , cara semacam ini perlu dilakukan.
Dan untuk mbak fatimah tadi..., hanya beberapa waktu setelah ibunya tidak kelihatan,.., si anak sudah mulai kondusif. Kita ajak ngobrol tentang aktifitas hari kemarin, keluarganya, usaha bapaknya di rumah...tidur jam berap tadi malam ...shalat subuh jam berapa...dan...seterusnya...
Tidak dinyana, ternyata mbak fatimah bercerita panjang lebar, siapa yang mengajari PR...siapa yang biasa mengantar sekolah ...dan...terus..terus..terus..., hingga tidak terasa mbak fatimah sudah mulai lupa dengan mogok sekolahnya.
Diposkan oleh : Ustadz Anton Yudhana
Menuju Generasi Beriman..Berilmu..dan Beramal " Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar". (QS. 4:9).
Labels
- Aktivitas Siswa (27)
- Aktivitas Ustadz-ustadzah (3)
- Artikel Ustadz -Ustadzah (18)
- Character Education (7)
- Hikmah (14)
- Info PSB (4)
- Parenting School (18)
- Productive Muslim (6)
- Profile Lembaga (6)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
betul ustadz...mobil aja gak bisa merasa dan gak punya perasaan bisa mogok...apalagi anak.kuncinya harus tahu persis penyebab mogok dan tahu persis obatnya...
ReplyDeletealhamdulillah..mbah fatimah sudah enjoy lagi..gembira...riang...seolah tak pernah ada masalah dengan temannya....bermain..gembira..dan belajar
ReplyDelete